HARI SUMPAH PEMUDA – merupakan suatu hari yang sangat
berharga bagi Negara Indonesia. Hal ini ditandai dengan di tetapkannya hari
sumpah pemuda yaitu tanggal 28 Oktober. Sebagai Warga Negara Indonesia yang
baik kita harus tahu tentang sejarah sumpah pemuda. Seperti tahu dan paham isi
sumpah pemuda, teks sumpah pemuda, tokoh-tokoh sumpah pemuda, makna sumpah
pemuda, dan museum sumpah pemuda.
Hal ini dilakukan
untuk mengenang, menghargai, dan menghormati perjuangan-perjuangan para pemuda
Indonesia yang berjuang untuk memerdekakan Bangsa Indonesia. Kita yang sudah
pernah duduk di bangku sekolah dasar tentunya sudah pernah membahas tentang
sumpah pemuda dan setiap tiba hari sumpah pemuda tentu kita selalu
memperingatinya. Pada artikel ini, kita bisa mengenang hari sumpah pemuda
dengan membaca kembali tentang sejarah sumpah pemuda, sebagai Warga Negara
Indonesia yang baik tentu jangan sampai melupakan sejarah-sejarah penting yang
berperan dalam kemerdekaan Negara Indonesia.
Hari Sumpah Pemuda
Hari sumpah pemuda
(Soempah Pemoeda) merupakan suatu hari yang dimana setiap tahun diperingati
seperti halnya dengan hari kemerdekaan Indonesia, karena hari sumpah pemuda
merupakan hari yang penting dalam sejarah Indonesia. Dimana hari tersebut hari diikrarkannya
sumpah pemuda yang merupakan tonggak utama dalam memberikan penyemangat
pemuda-pemudi Indonesia untuk menegakkan berdirinya Negara Indonesia.
Hari sumpah pemuda
jatuh pada tanggal 28 Oktober, dimana terjadinya Kongres Pemuda yang
mencetuskan ikrar sumpah pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Jadi
sebelum hari proklamsi kemerdekaan Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus 1945,
para pemuda Indonesia sudah mengikrarkan diri sebagai sebuah bangsa.
Ikrar tersebut
memiliki nilai tersendiri bagi negara Indonesia, karena dengan ikrar sumpah
pemuda, para pemuda Indonesia menjadi lebih bersemangat untuk membangun bangsa
serta memerdekakan dari segala penjajahan yang ada pada masa itu.
Karena pada masa itu,
Indonesia sedang mengalami penjajahan dari bangsa lain yang menjajah
berpuluh-puluh tahun di Indonesia. Warga Indonesia gagal menghalau masuknya
para penjajah asing disebabkan karena masa itu para warga Indonesia belum ada
kesatuan. Hal inilah yang menjadi latar belakang sumpah pemuda.
Sejarah Sumpah Pemuda / Peristiwa Sumpah Pemuda
Sejarah sumpah pemuda
Indonesia sudah melalui beberapa peristiwa-peristiwa sumpah pemuda yang cukup
lama. Diawali pada tahun 1920 para organisasi-organisasi pemuda mulai
mengadakan pertemuan, namun pada masa itu belum mendapatkan atau menghasilkan
solusi, karena masih terdapat perbedaan landasan.
Dan sampai akhirnya
melalui Kongres Pemuda yang ke-2 tercetuslah ikrar sumpah pemuda yang terjadi
pada tanggal 28 Oktober 1928. Kongres Pemuda sendiri sudah dilakukan sebanyak 2
kali, dan yang ke-2 kalinya tersebut yang menghasilkan rumusan dari Kongres
Pemuda.
Ada sejarah tersendiri
di antara Kongres Pemuda I dan Kongres Pemuda II. Karena waktu pelaksaannya
sendiri tidak bersamaan, Kongres Pemuda I dilakukan pada tanggal 30 April 1926
sampai tanggal 2 Mei 1926, dan dilakukan di Jakarta. Untuk lebih jelasnya mari
kita bahas satu persatu.
Kongres Pemuda I (30 April 1926 – 2 Mei 1926)
Ikrar sumpah pemuda
memiliki latar belakang yang cukup panjang, dimulai dari pertemuan antar
organisasi yang diadakan pada tahun 1920 sampai akhirnya tercetuslah ikrar
sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada pertemuan antar organisasi
tahun 1920 tidak menghasilkan solusi dikarenakan masih banyak perbedaan
landasan pemikiran.
Pada tanggal 15
November 1925 diadakan kembali pertemuan organisasi dan di dalam pertemuan
tersebut membahas tentang kepanitiaan pelaksanaan kesepakatan bersama. Dan
akhirnya disepakati untuk melaksanakan Kongres Pemuda I pada tanggal 30 April
1926 sampai tanggal 2 Mei 1926.
Pada kongres yang
diketuai oleh Muhammad Tabrani ini menghasilkan rumusan dasar-dasar pemikiran
bersama. Bunyi dari rumusan tersebut yaitu:
1.
Kemerdekaan Indonesia
merupakan cita-cita bersama seluruh pemuda di Indonesia.
2.
Seluruh organisasi
kepemudaan bertujuan untuk menggalang kesatuan.
Dan setelah Kongres
Pemuda I dilaksanakan, tidak lama kemudian diadakan kembali Kongres Pemuda II
yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928 sampai 28 Oktober 1928.
Kongres Pemuda II (27 Oktober 1928 – 28 Oktober 1928)
Sumpah
Pemuda adalah bentuk
pengakuan dari pemuda-pemudi Indonesia yang menjunjung besar persatuan dan
kesatuan Bangsa Indonesia. Sumpah pemuda merupakan tonggak penting dalam
sejarah kemerdekaan Negara Indonesia.
Ikrar sumpah pemuda
dianggap sebagai kristalisasi semangatnya cita-cita negara ini. Hari sumpah
pemuda yang di maksud yaitu hari dimana keputusan dari 2 hari berturut-turut
mengadakan kongres yang kedua kalinya di Batavia Jakarta yang bertepatan dengan
tanggal 27 – 28 Oktober 1928.
Keputusan tersebut
menjadi ketegasan akan Indonesia yang memiliki cita-cita menjadi “tanah air
Indonesia, Bangsa Indonesia, dan Bahasa Indonesia”. Asas tersebut juga menjadi
asas untuk setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia. Dan supaya disiarkan dalam
segala surat kabar dan dibacakan di depan rapat setiap perkumpulan.
Peristiwa Sumpah
Pemuda yang dulu ditulis dengan Soempah Pemoeda, adalah pengakuan pemuda-pemudi
Bangsa Indonesia yang bersatu dan megikrarkan satu tanah air, satu bangsa, dan
satu bahasa. Peristiwa tersebut dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928.
Yang mana pada tanggal
tersebut hasil keputusan rapat dari pemuda-pemudi Indonesia yang mana biasa
kita sebut dengan hasil Kongres Pemuda II menjadi suatu momen yang sangat
berharga dan sampai saat ini tanggal tersebut menjadi tanggal hari sumpah
pemuda yang selalu diperingati setiap tahunnya.
Kongres Pemuda II
dilakukan 3 sesi di tempat yang berbeda-beda oleh para pemuda-pemudi Indonesia
yang terhimpun oleh organisasi pelajar. Organisasi tersebut bernama Perhimpunan
Pelajar-pelajar Indonesia atau yang dikenal dengan PPPI.
Pada kongres tersebut
dihadiri oleh para wakil-wakil organisasi kepemudaan Indonesia, di antaranya
ada Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten
Bond, Jong Ambon, dan organisasi pemuda Indonesia lainnya. Kongres tersebut
juga dihadiri oleh pengamat pemuda dari tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John
Lauw Tjon Hok, Oey Kay Siang, dan Tjoi Djien Kwie.
Atas inisiatif para
pemuda Indonesia yang terhimpun menjadi PPPI, kongres dilakukan 3 kali dan di 3
tempat/gedung yang berbeda. Tempat tersebut yaitu Gedung Katholieke
Jongenlingen Bond (KJB), Gedung Oost-Java Bioscoop, dan Gedung Indonesische
Clubhuis atau Clubgebouw.
Rapat Pertama di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB)
Rapat pertama Kongres
Pemuda dilakukan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein
yang sekarang menjadi Lapangan Banteng, pada hari sabtu, 27 Oktober 1928. Pada
sambutan-sambutan ketua PPPI yang bernama Sugondo Djojopuspito mengharapkan
kongres tersebut bisa memperkuat semangat para pemuda untuk menjujung
persatuan.
Dan acara sambutan
tersebut dilanjut dengan uraian dari Muchammad Yamin yang menjelaskan tentang
arti dan hubungan persatuan dengan para pemuda. Dalam pembahasannya ada 5
faktor yang berpengaruh dalam memperkuat persatuan Indonesia. 5 faktor tersebut
yaitu:
1.
Sejarah
2.
Bahasa
3.
Hukum Adat
4.
Pendidikan
5.
Dan Kemauan
Ke-5 faktor tersebut
merupakan faktor yang harus ada jika ingin memperkuat persatuan Indonesia.
Sampai rapat selesai, kemudian rapat dilanjutkan kembali pada tanggal 28 Oktoer
1928.
Rapat Kedua di Gedung Oost-Java Bioscoop
Setelah rapat petama
selesai, kemudian dilanjut dengan rapat kedua Kongres Pemuda. Rapat kedua
dilakukan di Gedung Oost-Java Bioscoop pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada rapat
kedua pembahasan yang dibahas adalah masalah pendidikan.
Pada kongres ini ada
dua pembicara yang memiliki pendapat, pembicara tersebut bernama Poernomowoelan
dan Sarmidi Mangoensarkoro. Isi pendapat dari kedua pembicara tersebut yaitu
anak-anak harus mendapatkan pendidikan kebangsaan, keseimbangan antara
pendidikan di rumah dan pendidikan di sekolah, dan anak harus dididik secara
demokratis.
Rapat Ketiga/Penutup di Gedung Indonesische Clubhuis
Setelah selesai rapat
kemudian dilanjutkan untuk ketiga kalinya dan juga sebagai rapat penutup. Rapat
penutup tersebut dilakukan di Gedung Indonesische Clubhuis atau Clubgebouw
yang beralamat di Jalan Kramat Raya 106.
Pembicaranya yaitu
Sunario, Beliau menjelaskan tentang betapa pentingnya Nasionalisme dan
Demokrasi. Dan Pembicara selanjutnya yaitu Ramelan yang membahas atau
mengemukakan gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan Nasional.
Karena gerakan kepanduan merupakan gerakan yang bagus untuk mendidik sejak dini
anak-anak untuk mandiri, disiplin, dan semua hal yang dibutuhkan untuk
memperjuangkan Indonesia.
Kongres yang dilakukan
sebanyak 3 kali berjalan dengan lancar dan sampai akhirnya diikrarkan Sumpah
Pemuda. Rapat pada Kongres Sumpah Pemuda diketuai oleh Soegondo Djojopoespito,
untuk lebih jelasnya berikut daftar panitia penyelenggara Kongres Pemuda.
Panitia Penyelenggara Kongres Pemuda II
Ketua
: Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekertaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Batak Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III: Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV: Johanes Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemuda Kaoem Betawi)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekertaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Batak Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III: Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV: Johanes Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemuda Kaoem Betawi)
Peserta Kongres Pemuda II
Abdul Muthalib
Sangadji, Purnama Wulan, Abdul Rachman, Raden Soeharto, Abu Hanifah, Raden
Soekamso, Adnan Kapau Gani, Ramelan, Amir (Dienaren Van Indie), Saerun (Keng
Po), Anta Permana, Sahardjo, Anwari, Sarbini, Arnold Manonutu, Sarmidi
Mangunsarkoro, Assaat, Sartono, Bahder Djohan, S.M Kartosoewirjo.
Dali, Setiawan, Darsa,
Sigit (Indonesiseche Studieelub), Dien Pantouw, Siti Sundari, Djuanda,
Sjahpuddin Latif, Dr. Pijper, Sjahrial (Adviseur Voor Inlandsch Zaken), Emma
Puradiredja, Soejono Djoenoed Poeponegoro, Halim, R.M. Djoko Marsaid, Hamami,
Soekamto, Jo Tumbuhan, Soekmono, Joesoepadi Soekowati (Volksraad).
Jos Masdani,
Soemanang, Kadir, Soemarto, Karto Menggolo, Soenario (PAPI & INPO), Kasman Singodimedjo,
Soerjadi, Koentjoro Poerbopranoto, Soewadji Prawirohardjo, Martakusuma,
Soewirjo, Masmoen Rasid, Soeworo, Mohammad Ali Hanafiah, Suhara, Mohammad
Nazif, Sujono (Volksraad), Mohammad Roem.
Sulaeman, Mohammad
Tabrani, Suwarni, Mohammad Tamzil, Tjahija, Muhidin (Pasundan), Van der Plaas
(Pemerintah Belanda), Mukarno, Wilopo, Muwardi,Wage Rudolf Soepratman, dan Nona
Tumbel.
Itulah nama-nama
peserta pada Kongres Pemuda yang dilakukan 2 hari di 3 tempat yang berbeda.
Jumlah keseluruhan peserta kongres pemuda ada 71 peserta, dan 9 panitia. Pada
peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah ini, diperdengarkannya lagu kebangsaan
Indonesia untuk yang pertama kalinya.
Lagu kebangsaan
Indonesia tersebut diciptakan oleh W.R. Soepratman yang pertama kalinya dipulikasikan
di media cetak surat kabar yang berbentuk teks dan ditegaskan bahwa itu
merupakan teks lagu kebangsaan Indonesia. Hal ini terjadi pada tahun 1928 dan
sempat mendapat larangan untuk dinyanyikan oleh kolonial Hindia Belanda. Tetapi
para pemuda Indonesia bersikeras untuk tetap menyanyikannya.
Isi Ikrar/Teks Sumpah Pemuda
Pada Kongres Pemuda II
yang dilakukan pada tanggal 27 Oktober 1928 sampai 28 Oktober 1928 menghasilkan
keputusan sangat penting yang sampai saat ini masih selalu diperingati.
Keputusan tersebut yaitu Sumpah Pemuda. Adapun isi teks sumpah pemuda tersebut
yaitu:
SUMPAH PEMUDA
Pertama
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG
SATOE, TANAH AIR INDONESIA.
Kedua
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA.
Ketiga
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA.
Teks di atas
menggunakan bahasa yang dipakai pada waktu itu, begitu juga cara penulisan dan
peletakkan hurufnya. Teks Sumpah Pemuda tersebut dibacakan dalam Kongres Pemuda
yang di adakan di Jalan Kramat Raya No. 106 Jakarta Pusat, sekarang tempat
tersebut sudah menjadi Museum Sumpah Pemuda. Pada waktu itu tempat tersebut
masih menjadi hak milik orang Tianghoa yaitu Sie Kong Liong.
Sebelum pembacaan Teks
Sumpah Pemuda tersebut, semua peserta rapat diperdengarkan lagu Indonesia Raya
yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman (W.R. Soepratman). Dan kemudian
dilanjutkan dengan pembacaan Teks Sumpah Pemuda.
Komentar
Posting Komentar